16 Juni 2010

Dari Rapat Dengar Pendapat DPRD SARAI bersama Kepala Sekolah serta pengelola Pembangunan Sekolah Baru di Sabu Raijua

Ada hal menarik untuk disimak dalam rapat dengar pendapat antara DPRD Sabu Raijua bersama Pengelola beberapa sekolah yang sesuai hasil temuan DPRD Sabu Raijua bermasalah. Yakni ditengah gencarnya pertanyaan – pertanyaan Para Anggota Dewan yang terhormat kepada Panitia Pembangunan Sekolah bermasalah tersebut, ada Kepala Sekolah sebagai pengelola dan ada juga yang hanya berperan sebagai ketua komite selaku panitia pelaksana pembangunan yang menjawab dengan enteng pertanyaan para anggota dewan yang terhormat, tapi ada pula yang sepertinya terkena “Serangan Jantung” sehingga jangankan untuk menjawab pertanyaan para dewan, untuk berdiri saja sudah tidak sanggup dan terlihat sekujur tubuh mereka dipenuhi peluh, namun ada pula yang kelihatannya sangat marah ketika dicecari pertanyaan oleh anggota dewan yang terhormat yang ada saat itu. Seperti misalnya Kepala SMP Negeri 2 Mehara yang ketika dicecari pertanyaan oleh dewan, terlihat sangat marah dan kelihatannya seperti ingin maju dan memukuli anggota dewan yang mungkin dinilainya banyak mengoceh pada saat itu. Hal tersebut dibuktikan ketika Kepsek tersebut menjawab pertanyaan – pertanyaan yang dialamatkan kepada dirinya saat itu dengan membanting – banting pena miliknya yang kala itu dipegang dirinya yang mungkin juga dijadikan sebagai pelampiasan emosinya kepada anggota dewan yang terhormat kala itu dan bahkan terlihat raut mukanya merah merona entah karena malu di “bentak – bentak” ataukah karena memang bukti kemarahannya saat itu yang hanya bisa dilampiaskan kepada benda apa saja yang dipegangnya. Namun yang menjadi pertanyaan “mengapa dirinya begitu marah ketika dicecar dengan pertanyaan – pertanyaan anggota dewan kala itu ? adakah satu hal lain yang sedang disembunyikannya ? ataukah dirinya takut kalau para anggota dewan yang terhormat itu terus menerus memberi pertanyaan yang mungkin dirasanya sangat menjebak sehingga kemungkinan lainnya bisa membongkar pelanggaran lain yang pernah dan sedang dibuat dirinya. Tapi ini semua hanya kecurigaan semata setelah melihat reaksinya saat ditanyai dewan. Dan juga menimbulkan pertanyaan lainnya yakni kenapa harus marah jika apa yang dibuatnya dirasa sesuai prosedur ? sehingga menjadi lebih bijak kala itu ketua komite SMP Negeri Deme yang walaupun dibentak hanya diam dan terpaku bak mayat hidup di kursi pesakitan. Sementara itu hal lain yang tidak kalah menarik dan bahkan sejenak bisa mencairkan kebekuan suasana kala itu adalah pengakuan dari dua orang kepala sekolah bermasalah bahwa disaat hendak berbelanja kebutuhan pembangunan sekolah yang menjadi tanggung jawabnya masing – masing di Surabaya, tinggal sekamar di sebuah hotel yang ada di kota Surabaya dengan pertimbangan untuk lebih “menghemat biaya”!!! hanya saja yang lebih menggelikan lagi, dua insan tersebut berlainan jenis kelamin. Tapi sudahlah terlepas dari semuanya itu hal positif yang patut ditiru adalah mereka rela sekamar berdua hanya demi kelancaran pembangunan sekolah yang menjadi tanggung jawab mereka. Agar biaya untuk menyewa kamar lain bisa dibelikan pada kebutuhan pembangunan sekolah mereka.
Dan hal lainnya lagi yang lumayan menarik adalah pernyataan kepala SMP Negeri 3 Hawu Mehara yang dinilai sangat melecehkan Tukang – Tukang kayu yang ada di Sabu Raijua. Bagaimana tidak kepsek tersebut ketika menjawab pertanyaan dewan tentang mengapa pintu sekolah yang menjadi tanggung jawabnya tidak memenuhi standard dan terkesean asal jadi, sekenanya mengatakan bahwa itulah bukti kemampuan dari tukang lokal yang ada di Sabu Raijua. Artinya tukang lokal tidak profesional, tidak mempunyai keahlian dan mengerjakan pesanan orang asal jadi pula serta tidak mempunyai mutu yang bisa diandalkan. Namun apa memang benar seperti yang dikatakan dirinya ? ataukah karena panik dan tidak ada lagi jawaban lain untuk menjawab pertanyaan para dewan maka seenaknya membuat jawaban yang tentunya melukai pengrajin meubeler yang ada.
Namun itulah yang harus dijadikan sebuah refleksi khusus untuk para pengelola keuangan Negara yang ada di Sabu Raijua untuk jangan membuat kecurangan jika tidak ingin berurusan dengan aparat penegak hukum, atau jika tidak ingin duduk dikursi pesakitan serta dibentak – bentak saat ditanyai untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya yang pada akhirnya membawa malapetaka untuk diri sendiri. Karena kata pepatah jawa “ sepandai – pandai tupai melompat namun akhirnya akan jatuh juga” namun itu hanya bisa berlaku untuk yang sedang melakukan praktek busuk namun jika yidak maka yang harum pula yang akan tercium Karena jika kita dipercaya untuk mengemban sebuah tugas Negara, maka lakukanlah itu dengan sepenuh hati dan ingatlah bahwa kita digaji rakyat untuk itu jangan lagi bohongi rakyat dan melukai rakyat.

0 komentar:

KATA HARI INI

MY DICTIONARY

ANDA INGIN BER IKLAN...??KLIK DI SINI